Teologi, Teknologi & Epidemiologi (Monopoli Keresahan Umat Manusia)
Berita Baru, Tajuk – Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terus melakukan interaksi dengan alam dan lingkungannya secara timbal balik, baik positif maupun negatif. Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi, hingga mampu menciptakan teknologi baru yang dapat mempermudah aktifitasnya.
Sebagai mahkluk individu, manusia memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik, kemudian mengambil tindakan-tindakan selanjutnya. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan baik itu antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya bahkan manusia dengan sesuatu yang tertransendenkan.
Manusia terus mengalami perkembangan disetiap zamannya, mungkin karena manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang dapat menyebarkan “gosip” seperti apa yang dikatakan oleh Yuval Noah Harari ketika ribuan tahun silam manusia mengawali revolusi kognitif awal.
Perkembangan dan kemajuan umat manusia telah melampaui pertumbuhan embrionik, sebab manusia telah melakukan transformasi-transformasi morfologi yang terjadi selama berabad-abad. Kemajuan perubahan-perubahan itu telah secara resmi dibuktikan oleh palenteologi dan buktinya sangat banyak sehingga tidak perlu lagi untuk mempertanyakannya.
Saat ini, manusia memilih dan memiliki keyakinan tertentu sebagai navigator kehidupannya, saya mengklasifikasikan manusia yang memiliki keyakinan ini dalam kelompok teologi. Manusia yang berhubungan dengan Tuhan.
Kemajuan umat manusia saat ini juga telah berhasil menciptakan alat-alat sederhana hingga yang paling rumit untuk mempermudah kehidupannya dan mempertahankan eksistensi dirinya sebagai makhluk yang berada dipuncak ekosistem. Ciptaan-ciptaan manusia ini kemudian diaebut sebagai teknologi; fasilitas yang membantu umat manusia.
Hingga pada akhirnya manusia yang terus melakukan akselerasi dan determinasi ini, tidak mampu menyeimbangkan kebutuhannya dengan kamampuan lingkungannya, sehingga bumi sebagai habitatnya mengalami kerusakan secara masif dan membangkitkan wabah purba yang telah berhasil bermutasi bukan hanya itu, kerusakan yang dilakukan oleh manusia juga menyebabkan panas yang mematikan, kekeringan hebat, kebakaran hutan, banjir bandang, kelaparan, udara yang tak bisa dihirup, perang, ambruknya ekonomi, sampai migrasi besar-besaran.
Lebih buruk, jauh lebih buruk dari yang Anda pikirkan, demikian kalimat pertama David Wallace-Wells dalam bukunya Bumi yang Tak Dapat Dihuni, kisah tentang masa depan manusia, (Gramedia Pustaka Utama, 2019).
Namun, terlepas dari segala kontroversi revolusi umat manusia hingga saat ini, tidak ada alasan untuk tidak bertindak melawan kerusakan yang akhirnya dimonopoli dan dimanfaatkan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab dan hanya memikirkan kepentingannya sesaat.
Fakta-fakta bahwa kepercayaan atau keyakinan, kemajuan alat-alat canggih yang mempermudah manusia serta hadirnya wabah atau virus purba itu dikelola secara sistematis, terstruktur dan masif itu “ada” dengan memperhatikan peran para mafia-mafia globalis saat ini tanpa perlu menyebutkannya secara tegas dalam catatan ini.
Secara politik, ekonomi, dan sosial; kondisi ini menguntungkan “mereka” segelintir orang yang berkuasa dengan total kekayaan yang luar biasa totalnya untuk memonopoli keresahan “kita” menjadi kekayaan dan keuntungan yang melimpah.
Bagi umat Islam, telah sejak lama bahkan sebelum peristiwa 11 September atau serangan 9/11 itu dilakukan, Islam sebagai sebagai salah satu agama atau kepercayaan yang memiliki pengikut terbesar di dunia telah dikapitalisasi dengan menjadikan Islam sebagai agama teroris, demikian pula agama-agama besar lainnya dengan isu-isu tertentu agar bisnis senjata, proyek pemberantasan terorisme, perang dan lain-lain tetap berjalan. Ini hanya sebagian contoh, ada begitu banyak upaya untuk memanfaatkan potensi keuntungan dalam memonopoli keyakinan umat manusia saat ini dan nanti.
Demikian pula teknologi yang terus berkembang untuk menjawab berbagai masalah yang dihadapi oleh umat manusia. Doktrin ketergantungan terhadap perkembangan teknologi ini sudah begitu sulit untuk dibendung, dilain sisi mungkin “benar” manusia sangat terbantu dengan mengingat kapasitas kemampuan manusia yang terbatas. Namun, disisi lain didunia yang “terkontrol” ketergantungan mayoritas manusia pada teknologi ini adalah penyebab beberapa orang menjadi manusia terkaya di dunia.
Masalahnya bukan saja pada beberapa orang yang akhirnya menjadi kaya, tapi bagaimana teknologi bisa menyebabkan ketergantungan, berkurangnya kemampuan kognitif mayoritas orang, hilangnya naluri alamiah, serta kepekaan sosial yang tergerus dan berujung pada keresahan jika tidak mampu seirama dengan kehadiran teknologi saat ini.
Demikian pula pada munculnya wabah purba, bukan pada konteks percaya atau tidak pada penyebaran Covid-19 yang saat ini menjadi pandemi mematikan dan menakutkan di bumi, tapi ini tentang; bagaimana keresahan terhadap ancaman virus dikapitalisasi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, menjadikan penyebaran virus sebagai alasan dan ladang bisnis kesehatan dengan menyediakan, vaksin dan obat serta alat penangkal lainya. Yang tentu saja ini di monopoli hanya oleh beberapa pihak yang memiliki otoritas kebijakan dan para mafia-mafia bisnis besar di era saat ini.
Untuk menjawab tantangan-tantangan diatas tersebut, mayoritas manusia yang dimonopi oleh minoritas manusia-manusia terkaya dan berkuasa tersebut, perlu pencerahan dan keberpihakan para intelektual untuk mencegah dan memutus eksistensi bisnis berkedok “menjawab keresahan umat manusia” tersebut. Tentu dengan keterbukaan, keseimbangan, pendampingan terhadap eksistensi kepercayaan, fasiltas peradaban dan fisik atau kesehatan umat manusia.
Tangangan-tantangan diatas akan terus bertambah hingga pada kahirnya bumi benar-benar tidak dapat dihuni lagi, jika seandainya kita tidak benar-benar bergerak melawan monopoli sejak membaca caratan singkat ini. Selamatkan masa depan umat manusia yang dimonopoli oleh sekelompok dan individu-individu yang memiliki kekayaan, kemampuan dan kekuasaan yang besar. Agar kita semua bisa mewariskan bumi ini pada generasi kita selanjutnya.