Tidak Netral, Keputusan Panitia Kongres PMII di Kendari Buka Potensi Ricuh
Berira Baru, Kendari – Lanjutan Kongres XX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) zona 6, yang berlangsung di Kendari terancam kembali ricuh.
Hal ini dipicu oleh sikap panitia yang dinilai tidak netral tidak konsisten. Keputusan panitia hanya menguntungkan salah satu kandidat, meskipun harus membuat Keputusan yang bahkan melabrak aturan main organisasi.
Ironisnya, panitia yang disinyalir mendukung kandidat nomor urut 1 Syarif Hidayatullah atau akrab dipanggil Calik, ini kemudian mengebiri hak kepesertaan cabang-cabang yang telah ditetapkan dalam pleno PB PMII sebagai peserta.
Seperti diberitakan sebelumnya, kericuhan yang terjadi di arena kongres Kendari ini, dipicu karena panitia menolak registrasi 5 cabang Sulsel dengan alasan mengada-ada.
Kelima cabang itu yaitu Takalar, Jeneponto, Maros, Wajo dengan Luwu Utara. Alasannya mereka telah diregistrasikan oleh pengurus PKC PMII Sulsel.
Akhirnya, dengan difasilitasi Polres Kendari, negosiasi berhasil dilakukan antara pihak steering committe yang dihadiri ketua kaderisasi PB PMII, Ketua PKC Sulsel dan Ketua-ketua cabang ini. Kesepakatannya, Muhiddin berjanji akan memberikan id card peserta hari ini, Jumat (19/3/2021).
Sekitar pukul 20.10, Kelima ketua cabang ini datang tanpa pengawalan kader, sesuai permintaan panitia. Mereka datang dengan pengawalan aparat Polres Kendari. Akhirnya mereka diterima oleh panitia registrasi Lusi, SC Muhiddin, dan Ketua PKC PMII Sulsel.
Namun, kelima ketua cabang yang datang memenuhi panggilan Muhiddin selaku SC di arena kongres ini harus kembali kecewa, karena Muhiddin tidak bisa memenuhi janjinya. Hanya cabang Takalar yang diberikan id card.
Menurut penuturan Ketua Umum Cabang Jeneponto Idris Haris, kedatangan mereka untuk menagih janji Muhiddin selaku panitia pengarah, kembali menuai kekecewaan.
“Mereka menolak memberikan id card kepada kami dengan alasan tidak masuk akal, katanya kami terlambat melakukan registrasi, sementara disaat bersamaan mereka berikan id card kepada cabang Takalar yang datang bersamaan dengan kami,” tutur Idris Haris Kecewa.
Idris menambahkan, ini menunjukkan ada ketidakberesan panitia yang juga bertugas ganda sebagai tim sukses. Penjelasan soal keterlambatan registrasi, berbeda dengan keterangan panitia sebelumnya, yang memberikan jawaban bahwa mereka sudah didaftarkan oleh PKC PMII Sulsel.
kejanggalan lain yang ditemukan, ternyata email yang dipakai untuk mendaftarkan barcode kepesertaan, itu bukan berasal dari pihaknya, sehingga dimanfaatkan pihak lain.
Karena itu pihaknya menuntut PB PMII untuk segera mengembalikan hak kepesertaan mereka. Ia memberikan waktu kepada PB PMII dan Panitia sampai besok pagi. Jika tidak, Ia bersama cabang lainnya akan terus memperjuangkan haknya. Hal ini berpotensi kembali menimbulkan kericuhan.