Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Polemik Menteri Risma vs Gubernur Rusli, Rifyan : Perlu Autokritik Keduanya

Polemik Menteri Risma vs Gubernur Rusli, Rifyan : Perlu Autokritik Keduanya



Berita Baru, Gorontalo – Baru-baru ini seantero jagad maya dihebohkan dengan satu peristiwa yang sungguh ironi dipertontonkan oleh dua orang pejabat publik/ negara dan pejabat daerah.

Polemik kemarahan Menteri Sosial, Tri Rismaharini kepada salah satu pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Provinsi Gorontalo yang mengundang ketersinggungan Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, mendapatkan kritikan pedas dari salah seorang Pemuda Gorontalo, Rifyan Ridwan Saleh.

“Kalau saya dimintakan tanggapan kaitan dengan kemurahan Menteri Sosial, Ibu Risma yang disebut sebagai tokoh publik, posisi beliau sebagai menteri yang dituahkan itu dari culture Jawa Timur atau Surabaya itu, akhirnya dipertontonkan kepada banyak orang,”ucap Rifyan Ridwan Saleh, Senin (04/10) via telepon seluler.

“Nah, kita sebagai pemuda Gorontalo melihat ibu Risma ini sebagai contoh, Torang (kita) banyak belajar dari orang Jawa, sebagai pribadi saya belajar di Jakarta, ada nilai-nilai orang Jawa yang secara pelan-pelan itu kita serap, salah satunya adalah soal etika (totokromo),”sambungnya.

Lanjutnya, Ibu Risma sebagai refresentatif orang jawa yang diberikan amanah untuk menjadi menteri Ibu Risma terlalu emosional, menurutnya.

“Memang mendasar kalau beliau (Ibu Risma, Red) marah-marah pasti ada sebabnya, terkait data penerima PKH yang kurang komperhensif menurut beliau, tetapi disisi lain sebagai pejabat publik, sebagai tokoh yang dituahkan kiranya cukup bijaksana juga,”katanya.

Putra Gorontalo yang saat ini sebagai Wakil Bendara Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) tersebut, dalam penjelasannya mengutip salah satu pesan tokoh filsuf atau ilmuan, (Plato_red) bahwa menjadi pemimpin itu harus bijaksana.

“The fhilosofer king, maka harus melahirkan kebijaksanaan dalam memimpin, harus punya landasan ilmu pengetahuan juga,”jelasnya.

Menyikapi juga ketersinggungan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, yang sebagai orang tua masyarakat Gorontalo yang resah melihat kemarahan Ibu Risma, itu reflek bagi orang yang merasa tersinggung yang akhirnya muncul, respon, riak-riak dan sebagainya.

“Karena wajar, karena ini rakyatnya Loch, kenapa harus dimarah-marahi begini, karena ini penjabat di Gorontalo, maka secara tidak langsung kesannya juga Gubernurnya juga salah,”kata dia.

“Jadi menurut saya Ibu Risma terlalu emosional, terlalu agresif, maka Ibu Risma harus bersedia menerima kritik sebagai pejabat publik, jangan kesannya selalu buat kegaduhan,” tukas Sekretaris Jendral Pengurus Besar Kerukunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Pohuwato (PB KPMIP) tersebut.

Terakahir, mahasiswa pasca sarjana Universitas Jayabaya ini berharap harus dijadikan kejadian ini jadi bahan evaluasi Ibu Risma & Pak Gubernur yang tengah viral ini.

“Selanjutnya kepada pak Gubernur Rusli, harus mengevaluasi secara masif terhadap pejabat pemerintahan di Gorontalo sampai ketingkat bawah” harapnya.
“Hal ini harus dijadikan bahan evaluasi (otokritik) bagi keduanya, baik bagi Ibu Menteri maupun Pak Gubernur agar menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah sampai ketingkat bawah dan harus berani menerima kritik,” tutupnya.