Pilgub 2024, Merugikan Anies-Syarif !?

Berita Baru, Tajuk – Dari banyaknya jalur pengabdian, jalan politiklah salah satu jalan yang harus ditempuh dalam wujudkan tatanan masyarakat yang adil, sejahtera dan berkeadaban. Diengah banyaknya orang besar berkarir di dunia politik namun ada juga yang berhenti ditengah jalan karena politik itu sendiri.

Banyak aspek yang mempengaruhi baik itu secara eksternal maupun internal, salah satunya dunia politik seakan sangat sulit ditebak oleh kita semua dimana ia sewaktu-waktu bisa berubah secara dinamis dan tak disadari.

Bupati dua periode Kabupaten Pohuwato itu siapa yang tak mengenalnya di Provinsi Gorontalo bahkan elit nasional siapa yang tak mengenal keramahan dan kewibawaannya.

Pria kelahiran  Gorontalo, 16 Juni 1973 itu siapa yang tak tahu kinerjanya, berhasil memimpin Pohuwato selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun, dengan macam dan ragam prestasi dan perhargaan yang diterimanya.

Memang tak asing lagi mantan Ketua DPD Golkar Pohuwato dua periode itu digadang-gadang bakal menjadi kompotetior di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Gorontalo mendatang.

Namun tanpa disadari bahwa kalau ditokoh nasional sering muncul spekulasi yang mana Anis Baswedan (Gubernur DKI), Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat) dan di Gorontalo ada Syarif Mbuinga (Bupati Pohuwato) yang bisa jadi akan tereliminasi dan terlupakan dari perpolitikan di daerah maupun nasional bagi individu-individu mereka.

Contoh pertama Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta yang mungkin ketika nanti Pilgub digelar 2022 bisa menjadi bangku loncatannya naik menjadi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2024 nanti,  karena didukung dengan pembawaan dan prestasi yang sering di torehkannya saat dirinya duduk sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta.

Yang menjadi tantangan tersendiri  karena Anis bukan anggota atau kader partai politik, olehnya berbagai cara akan dilakukan untuk mematahkan dirinya (Anis) karena berbahaya bagi eksistensi kaderisasi di tubuh partai politik.

Bukan hal aneh, jika DPR-RI saat ini diwacanakan masih membahas RUU Pilkada apakah dilaksanakan tetap pada 2022-2023 atau nanti 2024 serentak dengan Pemilihan Legislatif dan Presiden dan Wakil Presiden.

Lanjut, Dalam pikiran awam kita, bahwa Syarif Mbuinga yang akan mengakhiri jabatannya Syarif akan puasa politik beberapa tahun karena sudah tak memegang jabatan publik lagi, ini bisa jadi bumerang bagi Syarif jika Pilgub tak digelar tahun 2022.

Sambung, Tak menjadi hal tabu lagi, bila seorang pejabat ketika sudah tak menjabat lagi pasti pelan-pelan akan terlupakan dengan sendirinya, apalagi dengan arus politik yang setiap detik berubah-ubah atau dinamis. Syarif yang menjabat  Bupati Pohuwato periode (2010–2015 dan 2016–2021) sendiri sudah tak menduduki jabatan strategis lagi di partai politik yang dimana dia besar dan dibesarkan.

Ini bukanlah hasil pengamatan dari seorang pengamat, tapi ini hanyalah sebuah persepsi biasa, bahwa jika Pilgub tak terlaksana 2022 maka Syarif bersiap-siap dengan segala daya dan upaya yang dimiliki oleh dirinya dan para pendukungnya mempertahankan elektabilitas dan  dirinya agar tak cepat hilang dari ingatan masyarakat.

Jika kita melihat dengan segala prestasi tokoh politik Gorontalo yang biasa disapa Pasisa itu untuk memainkan melodi gitar kemampuan dan keahlian politiknya bagaimana agar hal yang dipersepsikan tadi tidak terjadi. Karena bisa jadi Syarif akan menjadi seorang tokoh yang luar biasa dan akan dikenang prestasinya dalam setiap lembaran sejarah dan jejak digital yang ada.

Sebagai seorang yang lahir dan dibesarkan dari daerah Barat Gorontalo Kabupaten Pohuwato harapan besar ada salah satu putra terbaik bisa menjadi kepala daerah Gubernur Gorontalo. Akan tetapi hal itu bisa hanya menjadi mimpi atau akan menjadi kenyataan, karena situasi dan perputaran dinamika perpolitikan yang menentukannya. (San)

Bersambung…..