Pertambangan Tanpa Izin di Pohuwato Terkesan Dibiarkan oleh APH dan Pemerintah Daerah

Berita Baru, Pohuwato – Tokoh Masyarakat Pohuwato, Yusuf Mbuinga angkat bicara terkait banjir yang melanda beberapa desa di Kecamatan Paguat dan Dengilo. Menurutnya hal tidak terlepas dari adanya persoalan hulu dan hilir akibat Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI)

Menurut tokoh yang akrab di sapa YM itu, demikian pula hal-nya dengan permasalahan hulu dan hilir di Kecamatan Buntulia seperti yang ada di wilayah Botudulanga, Alamotu dan lain lain.

“Ini nyata-nyata adalah kejahatan lingkungan karena merupakan pertambangan tanpa izin yg ancaman hukumannya 10 tahun penjara dgn denda 5 miliyar,”ujar Yusuf Mbuinga kepada wartawan media ini, Minggu (10/7/2022).

Sebagai putra pohuwato yang lahir di Kecamatan Buntulia, Yusuf sangat berharap adanya tindakan tegas dari Aparat penegak hukum dan pemerintah daerah untuk segerah menertibkan Alat berat jenis eksapator yg beroperasi di wilayah PETI tersebut.

“Ancaman banjir dan tercemarnya Air sungai di kecamatan buntulia dan marisa akibat Zat kimia seperti mercury dan sianida sdh sangat menghawatirkan warga masyarakat baik yg ada di wilayah paguat/dengilo maupun yg ada di kecamatan buntulia dan marisa..

Lebih lanjut, Yusuf meminta kepada Kapolres, Kapolda dan Kapolri termasuk pemerintah daerah untuk menindak tegas oknum pelaku usaha yang menggunakan alat berat siapapun dia.

“Termasuk yang memback-up beroperasinya tambang tanpa izin di kabupaten pohuwato karena sudah jelas dapat mengancam keselamatan masyarakat,”beber YM.

YM juga menegaskan semua pihak jangan menunggu banjir bandang meluluh lantahkan masyarakat pohuwat, kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi.

“Mari kita selamatkan lingkungan dari kerusakan akibat dari beroperasinya Alat berat di wilayah PETI dan cagar Alam atau hutan lindung,”tegas YM.