Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Miris, Dua Jurnalis di Gorontalo Diintimidasi Oknum Ajudan Gubernur dan Satpol PP

Miris, Dua Jurnalis di Gorontalo Diintimidasi Oknum Ajudan Gubernur dan Satpol PP



Iklan Idul Fitri KPU Pohuwato

Berita Baru, Gorontalo – Saat melakukan liputan Pasar Murah Pemerintah yang diadakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo dua wartawan/jurnalis mendapat intimidasi dari oknum ajudan Penjabat (PJ) Gubernur dan oknum Satpol PP Provinsi Gorontalo.

Kedua Wartawan tersebut adalah wartawan media online Dulohupa.id dan wartawan lepas (Stringer) salah satu TV Nasional mendapat intimidasi dan pembatasan peliputan berita. Di Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Rabu (6/7/2023) sore kemarin.

Perlakuan Ajudan Gubernur dan Satpol PP dianggap membatasi kerja-kerja jurnalistik kepada kedua wartawan itu.

Hendrik Gani dan Muamar Afdillah korban intimidasi dan pembatasan peliputan menceritakan kronologisnya. Saat itu, keduanya sedang mewawancarai Hamka Hendra Noer selaku Pj Gubernur, sekitar pukul 16.54 WITA.

Kata Hendrik, intimidasi dan pembatasan peliputan didapatnya dari Satpol PP. Ia didorong-dorong oleh Satpol yang berada di belakangnya. Atas perlakuan itu Hendrik sempat beberapa saat kehilangan konsentrasi dan fokus.

“Kalau teman saya Muamar bentuk intimidasi dan pembatasan yang didapatnya dari Ajudan Gubernur. Dia diinjak kakinya dua kali, sampai-sampai video kameranya saya lihat goyang, dan dari belakang nampak Satpol PP juga mendorongnya,”terang Hendrik.

Kendati lanjut Hendrik, disaat yang sama Pj Gubernur Hamka Hendra Noer yang didampingi oleh Ketua TP PKK Provinsi Gorontalo masih melayani dengan baik pertanyaan darinya bersama Muamar.

“Pj Gubernur masih melayani wawancara yang hanya berlangsung kurang lebih hampir dua menit. Beliau juga saat diwawancarai didampingi Ketua PT PKK dan Pak Sekda dan Kepala OPD-OPD lain dan sama sekali tidak ada protes,”pungkasnya.

Setelah dikonfirmasi, Kepala Kominfo Provinsi Gorontalo, Masran Rauf mengatakan hal tersebut adalah bentuk ketidaksengajaan, karena situasi di lapangan tidak dapat dikendalikan. Sehingga, Dirinya secara pribadi dan kedinasan sudah memohon maaf kepada wartawan yang meliput saat itu.

“Sekali lagi saya selaku dinas mitra mohon maaf atas kejadian peliputan dan ke depan kita akan lebih mengedepankan koordinasi dan kerjasama, baik secara langsung maupun tidak langsung,” tandasnya. (**)