Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

KPH Ungkap Satu Faktor Sebabkan Banjir di Popayato, Pembabakan Hutan Secara Liar

KPH Ungkap Satu Faktor Sebabkan Banjir di Popayato, Pembabakan Hutan Secara Liar



Berita Baru, Pohuwato – Miris, karena kurangnya kesadaran menjaga lingkungan di dekat daerah aliran sungai (DAS), Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) angkat bicara terkait penomena banjir yang melanda wilayah Kecamatan Popayato dan Popayato Timur, Kabupaten Pohuwato, Selasa (18/5) kemarin.

Dimana saat tim awak media menghubungi Kepala KPH Wilayah Popayato, Dhal Alhasni menuturkan bahwa memang sering terjadi pembabakan liar di wilayah hutan Popayato yang melibatkan oknum masyarakat.

“Kalau untuk penebangan STN dan Sawindo perusahaan untuk sekarang tidak ada lagi pak, pembukaan lahan yang baru. Disana itu Sawit sudah memasuki tahap panen, karena ada aturan yang baru jadi sudah tidak ada lagi pembukaan lahan yang baru”ucap Kepala Kph Wilayah Popayato Dhal Alhasni, Rabu (19/5) via telepon.

Dalam penuturannya, bahwa kemarin (18/5) sempat melakukan video call dengan teman-temannya, bahwa penyebab banjir karena intensitas hujan beberapa jam yang sangat lebat.

“Karena hujan lebat air sungai meluap, kalau untuk sungai sendiri itu ada dua arah, di Kilo Meter 42 sendiri masuk wilayah sungai Randangan, kalau di Kilo meter 14 sini itu masuk wilayah sungai Marisa, Tahele sampai sungai Popayato”ucapnya.

Saat tim awak media lebih jauh lagi menggali, Diatas selain adanya aktivitas dua perusahaan yakni PT. Inti Global Laksana (IGL), Loka Indah Lestari (Lil/Sawindo).

Dhal juga mengungkapkan bahwa saat ini memang sering terjadi penebangan pohon secara liar dan semuanya belum mengantongi ijin.

“Kami dari KPH sendiri pak, sudah berulang kali melakukan sosialisasi untuk tidak melakukan kegiatan pembalakan hutan secara liar, satu tahun itu kita lakukan satu sampai dua kali sosialisasi”ujarnya.

Sambung Dhal, selain itu juga sering terjadi perladangan berpindah dan banyak juga kegiatan oknum masyarakat mengambil hutan untuk dijadikan lahan kebun.

“Sehingga itu kawasan hutan sudah dibabat dijadikan kebun jagung, nah ini mungkin menjadi salah satu sebab terjadinya banjir kemarin”ungkapnya.

Dhal juga menyebut bahwa memang banyak faktor menjadi penyebab banjir di wilayah Popayato kemarin.

“Banyak faktor pak, yang pertama itu pembalakan liar, kedua perladangan berpindah dikemiringan yang banyak dibabat oleh masyarakat dijadikan kebun”lanjutnya lagi.

Terakhir bahwa Kph sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan sosialisasi dan himbauan kepada masyarakat tapi karena faktor ekonomi pihaknya tak bisa berbuat apa-apa.

“Kami juga sudah sering melakukan penanaman pohon disekitar wilayah Das, melakukan sosialisasi, melakukan operasi ilegal loging juga sudah kami lakukan, cuman yah , namanya masyarakat bergantung hidup disitu”tandasnya.