
Rapat Pansus DPRD Provinsi Gorontalo Terkait Pertambangan Nyaris Baku Pukul, Ada Apa?

Berita Baru, Pohuwato – Bertempat di Aula Kantor Bupati Pohuwato Sementara, Kamis, (02/10/2025) Rapat Panitia Khusus (Pansus) DPRD Provinsi Gorontalo terkait pertambangan panas dan penuh kejutan.
Rapat tersebut cukup menyita perhatian sejak awal adalah terpampangnya baliho dengan tulisan “Selamat datang di rapat Gunung Pani”, yang membuat suasana rapat langsung menuai tanda tanya di kalangan peserta.
Kegiatan tersebut dihadiri berbagai pihak penting, mulai dari Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Wakil Ketua DPRD Provinsi, Ketua Pansus, Ketua DPRD Pohuwato, Bupati Pohuwato, Wakil Bupati, jajaran dinas terkait tingkat provinsi maupun kabupaten, hingga perwakilan LSM dan aktivis.
Fokus utama pembahasan rapat adalah persoalan pertambangan emas di kabupaten Pohuwato, baik yang berstatus legal maupun ilegal, yang selama ini menuai pro dan kontra di masyarakat. Isu ini dinilai krusial karena menyangkut persoalan lingkungan, sosial, hingga kepentingan ekonomi masyarakat.
Namun, suasana rapat yang sejak awal sudah tegang, memuncak pada akhir sesi. Berdasarkan pantauan wartawan, salah seorang masyarakat mencoba menyampaikan pandangan penting terkait dampak pertambangan.
Perwakilan lP3G provinsi Gorontalo, Ilham kuntono, mengatakan bahwa sebagai lembaga pengawas pemerintah pihaknya telah melakukan investigasi persoalan Pertambangan di kabupaten Pohuwato.
“ Sebagai lembaga pengawas pemerintah kami sudah mengikuti perjalanan tentang problem penambangan di kabupaten pohuwato, jari kami mempunyai dokumen termasuk melakukan investigasi ke lapangan. Jadi pertemuan tadi ada tiga isu yang di angkat yang pertama isu tali asih , yang ketua blasting atau peledakan, dan yang ketiga IPO. Sehinga kami mminta ini di selesaikan secra baik,” ujarnya, kepada awak media Usai rapat pansus,
Akan tetapi, penyampaian itu justru memicu perdebatan sengit dengan salah satu anggota legislatif (Aleg). Adu mulut tak terhindarkan, bahkan nyaris berujung pada baku pukul sebelum akhirnya berhasil diredam oleh peserta lain.
Rapat pansus tersebut pun meninggalkan catatan tersendiri, tidak hanya karena substansi pembahasan tambang Gunung Pani yang krusial, tetapi juga karena dinamika panas yang menunjukkan betapa sensitif dan kompleksnya persoalan ini. (**)