
Polres Pohuwato Berhasil Mengamankan 12 Tersangka Kasus Narkoba Dua Bulan Terakhir

Berita Baru, Pohuwato – Satuan Narkoba (Satnarkoba) Kepolisian Resort (Polres) Pohuwato berhasil mengungkap enam kasus narkoba dalam dua bulan terakhir. Dalam press release yang digelar di Mapolres Pohuwato, Kamis (13/02/2025), polisi mengamankan 12 tersangka dan menyita 107 paket sabu seberat 9,859 gram.
Kapolres Pohuwato AKBP Winarno, SH, SIK, didampingi Kasat Narkoba Iptu Renly Turangan, SH, dan Kasie Humas AKP Hanny I. Fentje, mengatakan bahwa dari 12 tersangka yang diamankan, 10 merupakan laki-laki dan 2 perempuan.
“Sebanyak 11 tersangka berperan sebagai pengguna, sedangkan 1 orang sebagai pengedar,” jelasnya.
Selain sabu, polisi juga menyita 261 butir obat terlarang (pil koplo) serta uang tunai Rp7.545.000. Para tersangka diamankan di berbagai lokasi, yaitu Kecamatan Marisa (2 TKP), Kecamatan Popayato Barat (2 TKP), Desa Motolohu Kecamatan Randangan (1 TKP), dan Desa Marisa Popayato Barat (1 TKP).
Kapolres Winarno mengungkapkan bahwa seluruh barang bukti narkotika berasal dari Sulawesi Tengah.
“Para tersangka mengambil barang langsung dari sana, lalu menggunakannya sendiri atau menjualnya kembali di wilayah Pohuwato,” kata Winarno.
Tersangka ZH disebut sebagai pengedar yang membeli sabu dari Sulawesi Tengah, kemudian mengemasnya dalam paket kecil dan menjualnya dengan harga Rp100.000 hingga Rp200.000 per paket. Sedangkan pil koplo dijual dengan harga Rp8.000 per butir.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 112 ayat 1 subsider Pasal 127 ayat 1 Huruf A UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman pidana minimal 4 tahun hingga maksimal 12 tahun penjara, serta denda hingga Rp8 miliar.
Sementara itu, untuk tersangka pengedar, dikenakan Pasal 112 ayat 2 dengan ancaman pidana mati, seumur hidup, atau penjara minimal 6 tahun hingga 20 tahun, serta denda maksimal Rp10 miliar. Mereka juga dijerat dengan Pasal 435 junto Pasal 138 UU RI Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara atau denda hingga Rp5 miliar.
Kapolres Winarno pun dengan tegas mengatakan bahwa seluruh barang bukti sudah diperiksa di laboratorium dan disegel untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap peredaran narkoba dan segera melapor jika menemukan aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar.