Gemilang Dunia Esport & Beredarnya 5 Skandal Kelamnya
5. Skandal rasisme dan kekerasan
Para atlet DotA 2 pernah beberapa kali tersandung skandal rasisme. Pemain asal OG, Sebastien Debs atau yang dikenal Ceb melontarkan kata bernada rasisme terhadap pemain Rusia. Saat itu, Ceb sedang bermain rank match, ia melontarkan kata ‘Russian whore dan sell his mother for MMR’ terhadap teman satu timnya. Ceb yang sadar lontarannya bernada rasisme pun langsung meminta maaf kepada publik.
Kasus lainnya terjadi yang terjadi di DotA 2, yakni Kuku dan Skemberlu. Kuku melontarkan kata ‘Ching-chong’ untuk menyindir pemain China saat bermain bersama publik. Sementara, Skemberlu melakukan percakapan rasisme di awal permainan di ajang kompetisi Minor. Ia mengetik ‘GL chingchong’ yang mengakibatkan dirinya dikeluarkan dari tim.
Skandal kekerasan pernah terjadi. Vasili yang merupakan pemain dari divisi League of Legends dari tim Newbee melakukan kekerasan terhadap pacarnya. Tindakan kekerasan ini diketahui publik karena mendengar suara bentakan keras Vasili saat melakukan live streaming di Twitch. Newbee pun akhirnya memutuskan kontrak sang pemain.
Di Indonesia, kasus kekerasan di dunia esports yang menyita publik adalah skandal Warpath versus Daylen. Para pemain Mobile Legends ini memang sudah berkonflik sejak lama. Namun, saat mereka bertemu langsung, konflik kembali pecah dan mengakibatkan keduanya baku hantam. Kasus ini pun diselesaikan secara damai.
Skandal paling kelam adalah skandal kekerasan di Madden NFL 19. David Katz, salah satu peserta, melalukan penembakan massal. Kejadian tersebut pun menelan empat korban jiwa, termasuk David, dan melukai puluhan orang yang di kejuaraan tersebut.*