Diakhir Jabatan Bupati Syarif Mengaku Terlalu Di Stigma Buruk Kaitan Kerusakan Lingkungan
Berita Baru, Pohuwato – Persoalan lingkungan di Kabupaten Pohuwato tampak masih menjadi pekerjaan rumah (PR) di Akhir Pemerintah Syarif Mbuinga dan Amin Haras sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pohuwato.
Berbicara Pohuwato khususnya dari persoalan lingkungan kata Bupati Syarif, diberi stigma negatif. Dimana Syarif mengakui secara jujur atas stigma negatif secara interpertasi kaitan dengan permasalahan prosedur dan dilatarbelakangi oleh pemaknaanya berat dan tujuannya pun berat.
Perlu di ketahui bahwa Bupati Syarif saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi ( Rakor) akhir tahun 2020, di kantor Perhimpunan Burung Indonesia itu, menyampaikan poin-poin tajam dan lugas kaitan persoalan lingkungan di daerah yang saat ini di pimpin ya.
“Daerah kita (Pohuwato) , ketika dibanding stigma negatif kaitan dengan permasalahan lingkungan, saya ingin katakan bahwa permasalahan kaitan dengan isu manggrove, isu pertambangan dan perkebunan ‘sawit’ yang katanya tidak ramah lingkungan” ujar Bupati Syarif saat menghadiri acara yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Burung Indonesia, Rabu (23/11)
Lanjut Kata Bupati Syarif, terakhir ini ada preseelease atau berita panas, kaitan dengan masalah lingkungan khususnya masalah manggrove. Di Provinsi Gorontalo di Kabupaten Pohuwato cakupan luas kerusakan manggrove.
“Kita juga belum lama ini di perhadapkan dengan permasalahan pertambangan, juga kaitan dengan isu kerusakan lingkungan , perkebunan utamanya. Saya dan kita semua coba ingin meyakinkan ditengah stigma yang dibangun terhadap hal yang negatif bahwa kita tidak diam, kita tidak sedang tidur ” pungkas Bupati Pohuwato dua periode itu
Politisi Senior yang kini duduk sebagai Pengurus DPD Golkar Provinsi Gorontalo itu, mengatakan sejak dirinya di amanahi sebagai kepala daerah , permasalahan tersebut senantiasa menjadi konsen dari pemerintah.
“Berbagai langkah, yang dilakukan saya harus mengatakan secara jujur belum berbanding lurus dengan terjadinya kerusakan lingkungan, kita tidak hendak dan saya pun demikian , jauh dari pemikiran mencari siapa yang salah terhadap terjadinya permasalahan tersebut” lanjut Syarif
Namun, sekali pun demikian, Bupati yang dalam segi pemerintahan banyak mendapatkan prestasi itu, mengaku tidak adil ketika permasalahan tersebut hari ini dianggap kepermukaan tuduhan siapa yang bersalah seakan tertuduh pada institusi lembaga atau person tertentu.
“Terasa tidak adil nantinya, olehnya saya mengharapkan lewat pertemuan yang terbatas ini, tidak lantas kaget dengan begitu kencangnya tuduhan , penilaian miring terhadap kita lantas membuat kita menyerah untuk menghadapi kondisi keadaan yang harus kita lakukan, terus mencari upaya langkah yang tepat terhadap sustainable , keberlanjutan dari recovery lingkungan dan agenda pembangunan yang terus di pacu” imbuh Bupati Syarif
Syarif yang pernah duduk di kursi Ketua DPRD Pohuwato itu, “saya tidak ingin beretorika, untuk mendetailkan yang saya sampaikan, berdiplomasi , apalagi membela diri, tidak; forum-forum diskusi seperti ini sangat dibutuhkan , kalau boleh saya sampaikan bahwa orang yang datang dan orang yang ada di Pohuwato berpikir untuk kepentingan jangka panjang Pohuwato menjaga lingkungan dengan mereka yang ingin merusak lingkungan ” tandas Syarif
Syarif berharap, Pohuwato tidak untuk sekejap , pembangunan kita tidak untuk sesaat tetapi bagaimana kita memikirkan sebagaimana konsepsi perencanaan untuk jangka panjang dan untuk anak cucu kita kedepan,
‘”sungguh saya pernah menyampaikan dari sekian agenda pembangunan yang ada di daerah, kita diperhadapkan dengan permasalahan lingkungan , saya ingin mengatakan masih banyak PR (pekerjaan rumah), masih banyak permasalahan lingkungan yang belum terjawab secara maksimal” tutur Syarif
Terakhir, Syarif mengajak kepada semua pihak bergandengan tangan , diimana kepemimpinannya akan berakhir untuk terus semangat mengawal, menjaga daerah (Pohuwato, red), baik isu lingkungan tetap menjadi komitmen bersama.
“Jangan menyerah, kita terus berjuang, tidak boleh ada yang pesimis, tidak boleh menyerah menyikapi problem kaitannya dengan lingkungan” Tutup Bupati Syarif. (**)