Aleg Wawan Hatama Soroti Pelayanan Kesehatan di RSUD Bumi Panua
Berita Baru, Parlemen – Anggota DPRD Pohuwato dari partai Gerindra, Wawan Hatama menyoroti masih amburadulnya sistem palayanan kesehatan yang ada di RSUD Bumi Panua Kabupaten Pohuwato. Hal ini menurutnya sudah tidak sejalan lagi dengan program Pemerintah yang di dengung-dengungkan dengan adanya pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat.
Dalam Rapat Komisi III bersama sejumlah OPD terkait, Wawan Hatama secara gamblang memprotes sistem pelayanan kesehatan yang sudah tidak sejalan lagi dengan visi misi Bupati Syaiful A.Mbuinga dan Suharsi Igirisa yang telah di dukungnya selama ini.
“Ada 4 orang pasien yang saya bawa ke RSUD Bumi Panua, tapi setelah di operasi mata semuanya malah tidak bisa melihat, bahkan salah satunya meninggal dunia,”tegas Aleg asal Popayato ini saat menggelar rapat kerja Komisi III yang berlangsung di Ruang Rapat DPRD Pohuwato, Senin, 4 Maret 2024.
Selain itu, menurut Wawan sampai saat ini warga yang telah melakukan operasi mata sudah tidak bisa melihat, bahkan daftar namanya para pasien tersebut sudah ia catat.
“Apa gunanya gratis kalau warga yang dilayani lebih menderita lagi,”terangnya
Bukan hanya itu, sebagai tanggungjawab moral dirinya saat itu telah membawa pasien tersebut untuk berobat ke Gorontalo hingga ke Manado, namun karena sudah terlanjur ada kesalahan pada penanganan operasi pertama sehingga tidak ada perkembangan yang berarti.
Dan ini adalah kejadian yang nyata, yang Warga Popayato alami,”imbuh Wawan
Selain masalah pelayanan kesehatan berupa operasi mata yang di anggap gagal, Wawan Hatama juga menyoroti adanya pasien yang melahirkan dan tidak bisa dirujuk dari Puskesmas ke RSUD hanya karena berbagai alasan, salah satunya adalah ban mobil ambulance dalam keadaan bocor, alasan lainnya adalah Puskesmas kehabisan oksigen.
“Sesampainya di RSUD, permasalahan lainnya adalah ruangan dalam keadaan full, sehingga apotek kehabisan obat,”ujarnya
Ia pun juga menyentil masalah kinerja dari Direktur RSUD Bumi Panua yang dianggap tidak maksimal dalam mengelola sistem pelayanan yang ada di rumah sakit terbesar di Pohuwato tersebut.
“Kalau selama ini ibu Direktur tidak sanggup melakukan pelayanan kesehatan di RSUD, maka baiknya ibu mundur saja jangan memaksakan pekerjaan yang ibu Direktur tidak bisa lakukan, malah akan menjadi rusak,”tegasnya.