Warga Soroti Pengunaan Zat Berbahaya untuk Pengelohan Emas di Desa Teratai
Berita Baru, Pohuwato – Ditengah upaya pemerintah mewujudkan pengolahan emas ramah lingkungan, salah satu oknum warga berinisial Y, justru diduga melakukan aktivitas pengolahan emas menggunakan bahan-zat kimia berbahaya. Aktifitas tersebut pun mengundang kekhawatiran warga.
Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya tersebut menyebutkan, sejauh ini aktifitas tersebut menggunakan zat berbahaya seperti merkuri dan sianida. Bahayanya kata warga, limbah dari pengolahan dzat kimia berbahaya tersebut akan berdampak pada lingkungan serra mengancam masyarakat.
Terlebih di Desa Teratai sendiri merupakan wilayah rawan banjir. Dirinya meminta pemerintah dan pihak berwenangan lainnya untuk melakukan pemeriksaan dan menindaklanjuti aduan tersebut.
“Khawatir pasti pak, ini kan berbahaya. Apalagi disini sering banjir,” tutur warga.
Sementara itu, Kepala Desa Teratai Simson Hasan, saat dimintai keterangan membenarkan adanya aktifitas tersebut. Namun dirinya mengakui jika aktifitas tersebut sama sekali tidak berbahaya, mengingat pengolahan bahan zat kimia yang dimaksud dikelola dengan baik sama halnya yang dilakukan oleh masyarakat di Minahasa Utara.
Dirinya bersama BPD pun, kata Soni, sempat melakukan pengecekan dan mendapati pengolahan tersebut tidak mencemari lingkungan seperti yang dikeluhkan masyarakat.
“Setahu saya, dia kan menggunakan bahan-bahan kimia seperti “Sianurat”. Sianurat itu hampir sama dengan Sianida. Jadi sistem penggunaan Sianurat dan Sianida tidak masuk ke pori-pori tanah,” kata Kades Teratai, Simson Hasan saat dihubungi awak media, Rabu (21/6/2023).
Kemaren sempat dikeluhkan akan merusak dan mencemari tanah dan air yang ada di dalamnya. Setelah saya dan BPD menelusuri, ternyata sistem penguraian nya itu menguap. Bukan tidak berbahaya, artinya kalau diatur sirkulasinya maa diapun aman, tapi kalau tidak diatur maka akan berbahaya.
“Kalau soal izin, izin-izin tetangga ada. Dari desa juga ada berdasarkan izin dari tetangga,“ jelas Kades Teratai.